Sabtu, 31 Oktober 2009

Emulasi Aplikasi Pemantauan Ruangan Melalui Handphone menggunakan webcam

Sigit Zakaria (41407110086)

Emulasi Aplikasi Pemantauan Ruangan Melalui Handphone menggunakan webcam

Sistem pemantauan ruangan yang umum dipakai menggunakan kamera yang dihubungkan dengan televisi atau komputer untuk menampilkan hasil capture kamera. Sistem ini mempunyai kelemahan hasil tangkapan kamera hanya dapat diakses dari
tempat yang relatif dekat. Kelemahan yang lain adalah kamera yang ada letaknya relatif tetap, tidak bisa bergerak ataupun berputar. Untuk mengatasi masalah ini dibuat sebuah aplikasi yang mengakses hasil capture kamera melalui handphone. Webcam dihubungkan ke computer server, handphone mengakses IP address computer server untuk mendapatkan hasil capture webcam. Webcam diletakkan di atas sebuah robot mobil untuk

Java 2 Micro Edition
Java 2 Micro Edition (J2ME) merupakan bagian dari bahasa pemrograman Java yang dirancang untuk menjalankan program-program java pada perangkat bergerak dengan jumlah memori yang kecil seperti handphone dan Personal Digital Assistant (PDA).

Kedudukan J2ME dalam arsitektur bahasa pemrograman Java
J2ME terdiri dari beberapa komponen yaitu:
• Java Virtual Machine
Komponen ini untuk menjalankan program-program Java pada emulator atau handheld device.

• Java API (Application Programming Interface)
Komponen ini merupakan kumpulan library untuk menjalankan dan mengembangkan java pada handheld device.

• Tools lain untuk pengembangan Berupa emulator handphone atau PDA yang digunakan untuk simulasi program dikomputer.


Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem terdiri dari dua bagian yaitu pengambilan gambar webcam oleh komputer server dan pembentukan koneksi antara handphone dan komputer server.

Sistem terdiri dari:
- Komputer server yang mengendalikan webcam dan robot mobil
- Handphone yang terhubung ke jaringan GPRS

Garis besar kerja sistem adalah sebagai berikut:
- Handphone akan menghubungi server melalui jaringan GPRS. Ada dua hal yang bisa dilakukan oleh handphone, meminta server untuk mengaktifkan webcam dan meminta sever untuk menggerakkan robot mobil

- Webcam menerima perintah dari server untuk melakukan capture kondisi ruangan dan hasilnya disimpan ke dalam server untuk kemudian dikirimkan ke handphone



- Robot mobil menerima perintah dari server dan kemudian bergerak sesuai dengan perintah yang diterima untuk mengatur posisi webcam.

Implementasi Sistem
Dalam implementasinya ada dua program yang dihasilkan. Program pertama diletakkan dalam computer server, dipakai untuk melayani permintaan dari handphone, mengirim perintah ke robot mobil dan mengirim perintah ke webcam. Program kedua diletakkan dalam handphone, berfungsi sebagai client dan merupakan interface terhadap user. Program server diimplementasikan dengan menggunakan Microsoft Visual C++ dengan bantuan komponen VideoOCX [4]. Program client dimplementasikan dengan menggunakan Java 2 Micro Edition [6].


Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Aplikasi Pemantauan Ruangan melalui Handphone menggunakan Webcam. Pengujian yang dilakukan adalah: pengujian download gambar dari komputer server, pengujian pengiriman perintah pengendalian robot ke komputer server, serta pengujian pengiriman bit kontrol robot oleh komputer server.

Jaringan komputer yang dipakai adalah jaringan komputer Laboratorium yang terhubung ke Internet. IP address yang dipergunakan adalah 192.168.12.104 dan 192.168.12.105.

Pengujian Download Gambar dari Komputer Server
Sampai saat ini pengujian pengaksesan gambar hasil capture webcam dilakukan dari emulator handphone. Pengaksesan gambar dari handphone baru berhasil dilakukan untuk gambar dengan ukuran file lebih kecil dari 1 kB. Hal diperkirakan disebabkan oleh keadaan jaringan provider selular serta bandwidth jaringan tempat server berada tidak memungkinkan untuk dilakukan secara real. Pada pengujian pengaksesan gambar melalui handphone, gambar yang digunakan adalah gambar PNG yang sudah dibuat bukan gambar hasil capture webcam.
Pada pengujian download gambar hasil capture J2ME serta emulator Nokia 3300 yang dapat didownload dari http://www.devx.com/Nokia/RSS Feed/21160. Pengujian dilakukan dari local server (emulator dan webcam berada pada satu komputer) maupun melalui koneksi internet.

Pengujian selang waktu yang diperlukan untuk mengakses sebuah frame sejak diambil webcam sampai ditampilkan di emulator yang dilakukan melalui local area network. Pengukuran selang waktu dilakukan dengan mengarahkan webcam pada dua jenis keadaan yang kontras, misalnya pada mulanya webcam ditutupi benda tertentu sehingga hasil pengambilan gambarnya hanya berupa tampilan berwarna hitam, kemudian benda diangkat dengan cepat sehingga webcam kembali mengambil gambar situasi ruangan. Dengan demikian mempermudah membedakan dua frame yang berurutan.


Jurnal Teknik Elektro Vol. 5, No. 2, September 2005: 102 - 108

Jumat, 30 Oktober 2009

TEORI OPTIMASI SELULER

Optimasi dilakukan karena ada beberapa alasan yaitu :
· Perubahan lingkungan operasi jaringan: gedung baru, jalan baru, dan tumbuh-tumbuhan baru.
· Perubahan struktur jaringan: Perubahan dalam distribusi BTS dan kapasitas sistem.
· User untuk layanan data dan suara meningkat, sehingga kemampuan jaringan yang ada dapat memburuk.
· Setiap mendapat keluhan dari pelanggan.
· Optimasi perlu dilakukan secara periode.

a. Drop Call
Drop Call adalah pelepasan kanal trafik oleh MS ataupun BTS yang tidak dikehendaki oleh pengguna. Dengan kata lain, drop call merupakan proses pelepasan yang tidak normal. Call Drop Rate adalah suatu parameter perbandingan antara jumlah panggilan yang drop call dengan jumlah seluruh panggilan yang sukses. Itu merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengevaluasi sistem CDMA. Analisis drop call berguna untuk mengetahui prinsip dasar drop call serta penyebab drop call. Dan juga untuk membedakan penyebab dari drop call agar dapat memberikan saran-saran untuk mengoptimasi permasalahan tersebut.

b. Prinsip Drop Call
· Hubungan pensinyalan putaran tertutup (closed loop signaling link) S dan MS membutuhkan hubungan pensinyalan putaran tertutup selama panggilan atau jika tidak, akan terjadi drop. Protokol menegaskan beberapa prinsip yang menyebabkan hubungan terputus secara tidak wajar.

· Prinsip drop call di sisi MS
Frame yang buruk pada MS (MS Bad Frames) Apabila MS menerima frame yang buruk selama N2m secara berurutan pada kanal trafik forward, maka itu akan dapat melumpuhkan hubungan. Kemudian, apabila MS menerima frame yang bagus selama N3m secara berurutan, maka MS haruslah dapat melakukan hubungan kembali sebelum terjadi drop call. (N2m = 12, N3m = 2)

Waktu Fade pada MS (MS Fade Timer)
Fade timer haruslah menset kembali untuk T5m detik ketika frameyang bagus selama N3m secara berurutan diterima pada kanal trafikforward. Apabila waktu telah melebihi, maka hubungan MS akan lumpuh dan menganggap MS kehilangan kanal trafik forward. (T5m = 5 detik,N3m = 2)

Tidak ada acknowledgement pada MS (MS no acknowledgement)
Ketika MS tidak menerima acknowledgement dari BS setelah mengirim message, dimana dibutuhkan acknowledgement pada kanal trafik reverse. Hal tersebut akan transmit kembali pada N1m kali. Apabila tidak menerima acknowledgement apapun dalam T1m maka panggilanakan drop. (T1m = 0.4 detik, N1m = 3)

· Prinsip drop call di sisi BS (Base Station)
Frame yang buruk pada BS (BS bad frames)BS akan menghimpun frame reverse yang bagus dan yang buruk pada board SVM. SDM melepaskan frame reverse yang buruk pada saat frame reverse yang buruk telah mencapai Tair Link Quality Count ×100.Tidak ada acknowledgement pada BS (BS no acknowledgement) Sama halnya dengan tidak ada acknowledgement pada MS, setelah mentransmisikan message kanal trafik forward BS dimana membutuhkan acknowledgement tanpa ada jawaban dalam waktu 200 mili detik,kemudian apabila tetap tidak ada acknowledgement yang diterima BS untuk ke-9 kalinya maka akan terjadi drop call.

c. contoh kerja pada drop call

1 Contoh Kasus 1
User komplain bahwa selama BTS baru dibuka terdapat banyak drop call.BTS memiliki 3 sektor menggunakan antenna sole-Polarized. Diketahui bahwa cangkupan forward dalam kondisi bagus, tapi daya transmit (Tx) handset tinggi dan dapat dilihat FFER tiba-tiba meningkat sebelum drop call. Hal ini berarti tidak seimbangnya hubungan forward dan reverse, dan kemungkinan hubungan reversenya buruk. Periksa parameter OMC, parameter hubungan sudah benar, lakukanlah frequency-sweep untuk menghilangkan interferensi, pada dasarnya masalahterletak pada demodulasi hubungan arah reverse.

2 Contoh Kasus 2
Drop call banyak bermunculan di dekat rumah sakit, dari hasil tes drive memperlihatkan cangkupan dalam kondisi bagus tapi di jalan kecil. Di sana tiba tiba terdapat FER yang tinggi dan drop call. PN 372 dari BTS A sektor 3 merupakan pilot utama sebelum terjadi dropcall. Handset terus mencari jaringan kembali menuju BTS B, sektor 3, PN 412. Iniberarti terdapat masalah handoff antara BTS A dengan BTS B. Periksa konfigurasi neighbor list, ditemukan bahwa ternyata BTS A dan BTS B bertetanggaan satusama lain. Tapi dalam neighbor list PN 372, PN 412 merupakan yang terakhir.Drop call terjadi di wilayah yang terdapat banyak sinyal pilot. Ketikahandset berbicara, neighbor list menyusun pilot tersebut berjumlah hingga 20neighbor.

d. Prosedur Optimasi Jaringan CDMA

1. Persyaratan analisis
· Memperoleh kebutuhan informasi tentang coverageJangkauan spesifik area optimasi, jangkauan area utama coveragekhususnya daerah informasi dengan kebutuhan data dan suara. Kebutuhanlayanan data dapat berbeda dalam area yang berbeda dan kebutuhan

khusus dapat diperoleh dari operator.
· Memperoleh konfigurasi parameter di setiap site
Contohnya latitude dan longitude, model site, tinggi antenna, orientasisektor, sudut down tilt, nodel antenna dan panjang feeder.
· Memperoleh setting parameter sistemTermasuk parameter yang berhubungan dengan layanan data, sepertisetting parameter PCF dan PDSN, skema konfigurasi dari jaringan IPaddresses.
· Memperoleh permasalahan jaringan yang tersedia· Mengkonfirmasi kriteria penerimaan proyek.· Mengkonfirmasi konfigurasi parameter tes
Seperti batas waktu, kriteria lokasi tes dan rutenya, kebutuhan dalamsetting model panggilan, dan penekanan pada kebutuhan operator dalampenerimaan proyek.

2. Pemilihan prosedurAnalisis dan Optimasi Jaringan CDMA 2000 1x Berdasarkan Parameter KPI OMC BSSStudi Kasus Operator Indosat Starone BandungMenentukan prosedur praktis berdasarkan pada kebutuhan laporananalisis dan informasi lainnya.

3. Rencana kerjaMembuat rencana kerja berdasarkan prosedur yang telah ditentukan.

4. Memeriksa parameter-parameter wirelessTujuannya adalah untuk memastikan konfigurasi parameter wirelesspada OMC sudah benar.
Hal-hal yang perlu diperiksa :
· Parameter BSC dan cell, khususnya parameter cell
· Parameter yang berhubungan dengan layanan data dan suara
· Ditekankan pada PN offset, ukuran search window, radius cell, ukuranaccess channel search window dan lain-lain.
· Memeriksa parameter wireless dapat dilakukan dengan memeriksapada site tunggal.

5. Memeriksa site tunggalBertujuan untuk menjamin semua BTS agar bekerja secara normal, sertamemperiapkan untuk tes optimasi selanjutnya.

Hal-hal yang perlu diperiksa :
· Koneksi antenna dan kabel feeder, serta ukuran sudut antenna· Tes flow panggilan termasuk membuat panggilan, paging call,mengakhiri panggilan, handoff (termasuk softer handoff) dan lain-lain,mengamati pengujian kuat sinyal Tx dan Rx dari handset selama tesberlangsung
· Cek sistem yang sedang berjalan, pastikan tidak ada alarm yangabnormal pada OMC seperti alarm VSWR, alarm power rendah danlain-lain.

6. Tes kalibrasi
· Tes kalibrasi bearer kendaraan
· Tes kalibrasi antenna pada kendaraan
· Tes average penetration loss dari kendaraan
· Tes penetration loss dari gedung

7. Evaluasi pra-optimasiMengumpulkan data-data yang dibutuhkan dan memberi nilai agar dapatmengetahui perbedaan antara sebelum optimasi dengan setelah optimasi.

Halhalyang perlu dites untuk mengevaluasi suatu jaringan sebelum optimasiantara lain cangkupan dari layanan voice, rasio call completion, rasio dropcall, rasio keberhasilan handoff, delay panggilan, kualitas suara, rasio callcomplation dari layanan data, kecepata rata-rata forward/inverse dan delayaktivasi.

8. Optimasi klusterBertujuan untuk mengetahui dan memecahkan permasalahan jaringanyang ada dalam kluster yang berbeda, melakukan partisi suatu jaringan utamaberguna untuk optimasi dan memecahkan permasalahan kembali di setiappartisi.
Mempartisi keseluruhan jaringan menjadi kluster-kluster dan biasanyasatu kluster tidak lebih dari 19 BTS.

Hal-hal yang perlu di analisis yaitu :
· Analisis cangkupan link forward dan reverse.
· Analisis cangkupan sinyal pilot
· Analisis polusi sinyal pilot
· Analisis ratio soft handoff
· Analisis daya transmit (Tx) bersebelahan
· Analisis FER link forward dan reverse
· Analisis rasio drop call
· Analisis rasio keberhasilan paging
· Analisis waktu akses9.

Optimasi keseluruhan jaringan
· Tes indicator performansi jaringan wireless
· Analisis hasil tes
· Mencari solusi permasalahan yang sesuai untuk keseluruhan jaringan
· Menilai performansi keseluruhan jaringan setelah optimasi

10. Penerimaan ProyekBerdasarkan perjanjian kontrak diperlukannya tes penerimaan untukmembenarkan indicator performansi jaringan.
Rute tes dan metode harusditentukan berdasarkan kontrak atau perjanjian yang telah didiskusikan padaAnalisis dan Optimasi Jaringan CDMA 2000 1x Berdasarkan Parameter KPI OMC BSSStudi Kasus Operator Indosat Starone Bandungtahap analisis persyaratan.
Biasanya pihak pelanggan ataupun operatormeminta untuk terlibat dalam pengetesan.

11. Pengarsipan dataData yang berhubungan dengan optimasi jaringan sebaiknya diarsipkansetelah penerimaan proyek.

e. Metode Pengetesan1. Tes Drive
· Jangkauan rute tes haruslah sesuai yang direncanakan.
· Jangan menyelidiki kembali jalan yang sudah dilalui selama test driveberlangsung.
· Melewati kluster yang berbeda pada area cangkupan.
· Melewati seluruh cangkupan area yang sudah ditentukan.
· Pertahankan pada kecepatan yang sama (30-50 km/jam).
· Drive test sebaiknya dilakukan pada saat jam sibuk.

2. Pengumpulan data dari OMC BSS· Laporan sebaiknya berisikan hasil KPI yang didapat sesuai pada target KPImasing-masing.
· Apabila ada beberapa KPI yang tidak mencapai target maka perusahaanyang menangani optimasi harus dapat mengklarifikasikan hal tersebutsecara rinci.
· Urutan perubahan parameter OMC harus dicantumkan.

Rabu, 28 Oktober 2009

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Paper ini membahas sistem pengenalan plat nomor mobil menggunakan teknik computer vision. Image mobil diambil dari kamera, dan selanjutnya diidentifikasi secara otomatis dengan cara mencari lokasi plat nomor mobil tersebut, mensegmentasi setiap karakter yang ada dari plat tersebut dan kemudian melakukan pengenalan pada setiap karakter dengan metode feature reduction PCA. Aplikasi ini dibangun menggunakan Microsoft Visual C++ 6.0®, Microsoft® DirectShow®, Intel® Image Processing Library dan Open Source Computer Vision Library. Aplikasi ini telah diimplementasikan dan dapat mendeteksi letak plat nomor serta mengenalinya pada PC Pentium II/400 MHz. Sistem telah diujicobakan pada suatu basis data yang mewakili 26 karakter (0-9, A-Z) yang masing-masing terdiri dari beberapa variasi gambar mobil. Hasil uji coba menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup menggembirakan, dimana tingkat keberhasilan mencapai ±82%. Sistem cukup prospektif digunakan sebagai salah satu sistem kontrol dan sekuriti pada area parkir.

Deskripsi Sistem

Sistem deteksi dan pengenalan plat nomor kendaraan bermotor secara otomatis telah menjadi suatu aplikasi yang sangat penting dalam bidang computer vision. Sistem ini dibagi menjadi menjadi empat bagian modul yaitu video capturing, database training, plate detection, dan character recognition.

Gambar Blok Diagram Sistem


1. Video Capturing – DirectShow Process

Modul ini bertujuan untuk melakukan pengambilan gambar yang berasal dari kamera atau dari file video. Dalam proses ini terdiri dari dua sub program, yang pertama adalah proses untuk menerima input baik dari kamera atau dari file video dan yang kedua adalah proses untuk melakukan pengambilan gambar (grabbing) dari input tersebut. Kedua proses tersebut menggunakan fasilitas library yang telah disediakan oleh Microsoft® DirectShow®. Penggunaan library ini sangat bermanfaat karena proses input dapat berlangsung secara realtime.

Program aplikasi DirectShow yang dibuat dalam sistem ini, berdasarkan sumber inputnya (source filter) secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: input dari file berupa AVIFile, dan input dari kamera. Bagian input AVIFile dibangun dengan pendekatan pertama, sedangkan bagian input kamera dibangun dengan menggunakan pendekatan ketiga. Kedua bagian ini secara garis besar memiliki prosedur utama yang hampir sama. Berikut diagram alir dari bagian input :


Gambar Proses Input Kamera


2. Database Training – PCA Algorithm

Bagian ini adalah proses untuk melakukan proses training PCA pada kumpulan image database. Dimana database ini berupa sekumpulan gambar karakter alphanumeric yang terdiri dari beberapa macam variasi untuk masing-masing karakternya (0-9 dan A-Z). Database yang digunakan sebanyak ± 600 gambar. Dalam modul training ini dihasilkan output berupa Eigen Object dan Average Object serta bobot masing masing karakter yang terdapat dalam database, hasil bobot ini disimpan ke dalam suatu list array. Principal Components Analysis (PCA)[1] digunakan untuk mereduksi dimensi image menjadi feature yang lebih sedikit. Ini dilakukan dengan mentransformasi ruang image kedalam basis atau sistem koordinat yang baru dengan representasi yang lebih kompak. Basis-basis image didapatkan dari sekumpulan karakterkarakter yang dilatihkan (training alphanumeric). Feature yang baru tersebut akan dibentuk melalui kombinasi bobot linear dalam ruang eigen (basis image). Komponen dari feature ruang eigen ini tidak saling berkorelasi dan akan memaksimalkan perbedaan yang ada di dalam ruang aslinya.

Maksud dari Principal Components Analysis adalah untuk menangkap variasi total di dalam kumpulan karakter yang dilatihkan, dan untuk merepresentasikan variasi ini dengan variable yang lebih sedikit. Suatu image yang direpresentasikan dengan variabel yang sedikit akan lebih mudah untuk ditangani dan dimengerti daripada jika direpresentasikan dengan raw pixel yang banyak dari image tersebut.


3. Plate Finder Algorithm

Berikut ini adalah proses diagram alir secara sederhana dari algoritma Plate Finder:



Gambar Diagram Pendeteksian Plat Nomor

Pada bagian ini, sistem akan menggunakan gambar yang dihasilkan pada proses capture dari kamera atau gambar dari input user. Gambar ini kemudian di konversi dari gambar berwarna menjadi gambar grayscale. Selanjutnya dilakukan proses thresholding pada gambar grayscale tersebut menghasilkan gambar biner (hitam dan putih saja).

Tahap selanjutnya adalah mencari kandidat angka/digit pada gambar biner ini (Digit Location). Semua kemungkinan objek yang berupa alphanumeric dari gambar akan dicari pada tahap digit location ini. Algoritma ini akan mencari pada setiap pixel yang terdapat pada gambar dan melakukan pengecekan pada setiap iterasi dengan menggunakan sejumlah aturan, dimana apakah terdapat sebuah kandidat digit pada posisi pixel yang bersangkutan. Proses ini terdiri dari dua langkah, yaitu:

3.1. Adaptive size bounding box searching

Proses ini dibagi lagi menjadi tiga tahap:

  • Sebuah model yang berbentuk “L” terbalik akan digerakkan pada gambar. Model “L” terbalik ini memiliki tinggi 20 pixel dan lebar 12 pixel. Nilai ini didapat dari hasil rata-rata setiap gambar kendaraan yang ada. Pada setiap posisi pixel beberapa hal berikut dilakukan:

(a) Jika tidak terdapat pixel (putih) pada posisi garis vertikal atau horisontal dari model “L” yang terbalik, maka tidak ada digit yang terdeteksi pada posisi ini.

(b) Jika terdapat pixel (putih) tepat pada posisi atas dan kiri dari model “L”, maka berarti ada terdeksi digit pada posisi ini. Jika suatu posisi memenuhi kondisi ini maka dapat diartikan bahwa telah ditemukan posisi pojok kiri atas dari suatu digit. Dibawah ini adalah visualisasi cara kerja dari model “L” terbalik:



Gambar Deteksi Karakter

  • Garis vertikal yang kedua digerakkan, untuk tiap pixel demi pixel, ke arah kanan, dari posisi terakhir yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Garis vertikal ini digerakkan hingga tidak ditemukan satu pixel putih pun sepanjang garis vertikal ini. Dalam hal ini panjang dari kandidat digit yang ditemukan dihitung, dan apabila panjang dari kandidat digit ini melebihi batas rata-rata dari suatu digit, maka posisi akan didiskualifikasi.

  • Pada tahap ini, garis horisontal yang kedua dengan panjang yang telah ditemukan pada tahap sebelumnya, digerakkan ke bawah hingga tidak ditemukan satu pixel putih pun sepanjang garis horisontal ini. Jika tinggi dari kandidat digit ini memenuhi kondisi tinggi rata-rata suatu digit, maka proses dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya, jika tidak maka proses akan kembali pada tahap yang pertama.

3.2 Pixel Coverage Checking

Setelah posisi suatu kandidat digit ditemukan maka, nilai semua pixel putih yang terdapat pada posisi ini akan dihitung semua. Jika nilai pixel memenuhi kondisi maka posisi ini akan disimpan sebagai kandidat karakter, jika tidak memenuhi akan didiskualifikasi. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan suatu kandidat yang terlalu besar atau terlalu kecil.

Setelah semua kandidat digit ditemukan maka selanjutnya adalah mencari lokasi kandidat plat nomor kendaraan (Plate Area Location). Logika pada bagian ini adalah menggunakan posisi objek karakter yang ditemukan pada bagian sebelumnya untuk menentukan letak plat nomor. Langkah pertama adalah membangun suatu model yang berbentuk persegi panjang (plate bounding box). Panjang dan lebar model ini telah diatur berdasarkan rata-rata dari image kendaraan yang ada (lebar 120 pixel dan tinggi 33 pixel). Model ini akan digerakkan mulai dari posisi kandidat digit pertama yang ditemukan pada tahap sebelumnya hingga pada posisi terakhir kandidat digit yang ditemukan. Berikut ini adalah visualisasi dari model persegi panjang yang digunakan untuk mencari lokasi plat.


Gambar Lokalisasi Karakter

Pada setiap iterasi akan dilakukan pengecekan apakah pada daerah sekitar model persegi panjang ini terdapat berapa banyak kandidat digit. Kandidat digit yang ada harus terdiri dari minimal tiga atau maksimal delapan digit. Hal ini diasumsikan bahwa plat nomor standart yang ada di negara kita memiliki kondisi yang demikian. Selain dilakukan pengecekan banyaknya kandidat digit, juga dilakukan pengecekan terhadap posisi dari masing masing kandidat digit tersebut. Hal ini dilakukan sebagai pencegahan terhadap pengambilan kandidat digit yang salah. Apabila posisi teratas antara kandidat digit yang satu dengan yang lain terpaut sangat jauh, maka posisi kandidat ini akan didiskualifikasi. Posisi model persegi panjang yang dapat diterima adalah posisi dimana terdapat kandidat digit yang lebih dari dua dan kurang dari sembilan, serta memiliki posisi yang tingginya tidak terpaut jauh antara satu dengan yang lainnya. Posisi yang benar akan disimpan dalam suatu list array.

Setelah semua kandidat plat nomor ditemukan, maka selanjutnya adalah mencari lokasi sebenarnya dari kandidat-kandidat plat nomor yang ditemukan pada tahap sebelumnya (Final Plate Location). Pada tahap ini akan melakukan iterasi terhadap seluruh kandidat plat nomor yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Umumnya setelah memasuki tahap terakhir ini kandidat plat nomor yang ada sering menghasilkan satu kandidat saja. Dan apabila kandidat plat nomor yang dihasilkan ternyata lebih dari satu, maka plat nomor yang dipilih adalah kandidat yang memiliki posisi paling bawah pada image. Pada lokasi yang ditemukan tersebut kemudian dilakukan proses cropping. Hasil dari cropping tersebut disimpan ke dalam sebuah file yang digunakan lebih lanjut untuk proses pengenalan.



4. Character Recognition: dengan Nearest Neighbour Classifier

Pada tahap akhir ini, image plat nomor yang ditemukan akan dilakukan segmentasi karakter terlebih dahulu. Proses segmentasi karakter dilakukan untuk mengekstraksi masing masing karakter yang terdapat pada plat nomor. Pada tahap ini algoritma yang dilakukan adalah menggunakan metode seperti pada modul deteksi letak plat nomor tetapi dengan melakukan perubahan pada algoritmanya. Perubahan yang dilakukan adalah apabila model “L” terbalik telah menemukan kandidat digit, maka pada setiap posisi tersebut dilakukan proses cropping dan dilakukan proses resize pada kandidat digit ini. Proses resize ini bertujuan agar semua karakter yang akan dikenali memiliki ukuran yang sama. Resize dilakukan dengan ukuran 20 pixel untuk lebar dan 30 pixel untuk tingginya (disesuaikan dengan data image pada database). Hasil cropping tersebut disimpan kedalam list. Pada bagian ini apabila terdapat kandidat digit yang saling berhubungan kemungkinan akan dapat terektraksi bersama. Setelah proses cropping selesai maka dilanjutkan pada proses selanjutnya, yaitu pengenalan karakter menggunakan Nearest Neighbour Classifier .


Open Source Computer Vision (OpenCV)

Implementasi sistem yang dikerjakan disini menggunakan platform Windows dengan bahasa pemrograman Visual C++. Di sini digunakan library perangkat lunak Open Source Computer Vision (OpenCV). OpenCV mulai dikembangkan sejak tahun 1999 oleh Visual Interactivity Group didalam Intel's Microprocessor Research Lab [4]. Proyek ini dibuat dengan tujuan untuk mendirikan sebuah komunitas open source vision dan menyediakan sebuah situs dimana usaha terdistribusi dari komunitas dapat dikonsolidasikan dan performance-nya dapat dioptimalkan. Library ini ditujukan untuk digunakan oleh peneliti dan pengembang software komersial. Open Source Computer Vision Library dibuat berdasarkan fungsi-fungsi dasar yang terdapat pada Intel Performance Library. Keunggulan library ini adalah semua fungsi-fungsinya telah dioptimasi untuk prossesor Intel sehingga dapat berjalan jauh lebih cepat.



Sumber : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/elk/article/viewFile/15866/15858

Robot Pendeteksi Asap Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik yang bekerja dengan menggunakan pengawasan dan kontrol manusia,atau yang bekerja secara otomatis dengan program. Robot pendeteksi asap berbasis mikrokontroler AT89S52 adalah sebuah robot yang bekerja dengan mikrokontroler AT89S52 yang telah diprogram dan dengan bantuan sensor, untuk mendeteksi keberadaan asap.

Kata kunci : Mikrokontroler AT89S52, sensor, driver motor DC, motor DC.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka pembukaan lahan hijau untuk rumah makin banyak. Tidak sedikit pula orang yang membuka lahan,untuk rumah dengan cara membakar hutan atau lahan gambut sehinnga terjadilah polusi udara yang dapat mengakibatkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Dengan meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki kendaraan bermotor yang tidak ramah lingkungan mengakibatkan polusi uadara yang dapat membuat lapisan ozon berlubang, yang akhirnya dapat mengakibatkan pemanasan global dan kebakaran hutan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetajuan dan teknologi banyak alat yang dibuat untuk membantu pekerjaan manusia di segala bidang. Dengan robot pendeteksi asap ini kita dapat mendeteksi keberadaan asap yang ada di sekitar kita.Robot ini bekerja dengan bantuan mikrokontroler AT89S52 yang telah diprogram dan dibantu oleh sensor infra red dan photodiode untuk mendeteksi jalan, yang telah diberi garis berwarna hitam atau putih agar robot dapat berjalan sesuai dengan jalur yang telah dibuat,serta sensor opto coupler untuk mendeteksi asap.

A. PEMBAHASAN
1.Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 adalah mikrokontroler keluaran ATMEL dengan 8K byte Flash PEROM (Programable and Erasable Red Only Memory). Mikrokontroler AT89S52 merupakan salah satu dari keluarga mikrokontroler MCS 51 yang termurah dan paling banyak digunakan saat ini, itu dikarenakan mikrokontroler jenis ini memiliki fasilitas onchip memory. Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokontroler dengan teknologi nonvolatile memory, yang berarti isi dari memory tersebut dapat ditulis atau diisi dan dihapus berulang-ulang.

2.SENSOR

Sensor adalah bagian dari piranti ukur, sistam kemudi atau pengaturan, yang langsung menanggapi adanya penyimpangan dari acuan dan mengolah simpangannya menjadi isarat.

a).Sensor Infra Merah

Led infra merah merupakan piranti semikonduktor khusus yang dirancang untuk memancarkan cahaya apabila arus melaluinya. Apabila diberi bias maju, energi elektron yang mengalir melewati tahanan sambungan diubah menjadi energi cahaya.

Cahaya infra merah walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang ,tetapi tidak dapat menembus bahan-bahan yang melewatkan cahaya tampak.

Pada saat sensor infra merah mengenai garis atau jalur hitam maka photodioda tidak mendapat cahaya dari infra merah maka robot akan berjalan. Dan disaat sinar infra merah tidak mengenai garis atau jalur yang berwarna hitam maka photo dioda mendapat cahaya dari infra merah maka robot akan berhenti.Berikut simbol infra merah dan photodioda:

b).Sensor Fotolistrik

Fotolistrik adalah perangkat atau komponen yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya. Sensor fotolistrik ini dapat dijadikan saklar elektronik,yang artinya memiliki fungsi kerja dalam keadaan ON-OFF, yaitu ketika ada tidaknya penghalang yang melewatinya sehingga mempengaruhi intensitas cahaya yang diterimanya.

Salah satu jenis dari sensor fotolistrik adalah optocoupler. Optocoupler merupakan salah satu komponen yang memanfaatkan sinar atau cahaya yang diterimanya sebagai pemicu ON-OFF-nya. Optocoupler terdiri dari led infra merah sebagai pemberi cahaya dan foto transistor sebagai penerima cahaya.Berikut simbol optocoupler:

3. MOTOR DC

Motor DC adalah mesin listrik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Prinsip dasar dari motor DC adalah kalau sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnet (uta-selatan), maka kawat itu akan bekerja sesuai dengan gaya yang diberikan kepadanya.

Pada motor DC, kumparan meadan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi energi listrik menjadi energi gerak (mekanik) berlangsung melalui medan magnet. Energi listrik yang akan diubah dari suatu sistem sementara akan disimpan dalam medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi mekanik (gerak). Motor DC terdiri dari :

a). Bagian tetap (stator)

Stator ini menghasilkan medan magnet ,baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektromagnetik) atau magnet permanen. Bagian stator terdiri dari bodi magnet yang melekat padanya. Untuk motor kecil, magnet tersebut adalah magnet permanen, sedangkan untuk motor besar menggunakan elektromagnetik.

b). Bagian berputar (rotor)

Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir. Suatu kumparan motor akan berfungsi apabila mempunyai:

Arah putaran kawat yang menentukan arah putaran motor dapat ditentukan dengan menggunakan kaedah tangan kiri, yang berbunyi :”apabila tangan kiri terbuka diletakkan diantara kutub utara dan selatan magnet, sehingga garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak tangan kiri dan arus di dalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, maka kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari.

Untuk membalik arah putaran motor DC dapat dilakukan dengan membalik arah arus jangkar. Misalkan mula-mula arah putaran ke kanan, untuk mengubah arah putaran ke kiri dilakukan dengan membalik arah arus jangkar, atau pada prinsipnya sama dengan membalik polaritas motor DC.

Berdasarkan prinsip kerja motor DC, maka naik/turun jangkar yang bekerja pada motor DC,tergantung pada naik/turun arus yang terdapat pada jangkar.

Pada motor DC rotornya terdiri dari kumparan dan komulator yang banyak untuk untuk menghasilkan torsi yang terus menerus. Rotor terdiri dari jangkar yang intinya terbuat dari lempengan- lempengan yang ditakik. Susunan lempengan membentuk celah. Celah tersebut dimasuki konduktor kumparan jangkar. Ujung tiap-tiap kumparan dihubungkan pada satu segmen komutator. Tiap segmen merupakan pertemuan dua ujung kumparan yang terhubung.

Kumparan penguat dihubungkan seri, jangkar merupakan bagian bergerak yang terbuat dari besi berlaminasi untuk mengurangi rugi arus Eddy. Kumparan jangkar diletakkan pada slot besi disebelah luar permukaan jangkar. Pada jangkar terdapat komulator yang berbentuk silinder masing-masing diisolasi. Sisi kumparan dihubungkan dengan segmen komulator pada beberapa bagian, tergantung dari tipe lilitan yang diperlukan.

4. DRIVER MOTOR DC

Driver motor DC menggunakan IC L293D. Sebuah IC L293D mempunyai empat buah push-pull.setiap dua buah push-pulldapat digunakan sebagai sebuah untai H-bridge dan dapat diaktifkan dengan sebuah sinyal enable. IC L293D mampu beroperasi pada tegangan 4,5 sampai 36 volt. Besarnya arus yang dapat ditarik adalah 600mA pada kondisi normal serta 1,2 A pada arus puncak (sesaat). IC ini khusus digunakan pada motor sebagai pengganti relay, namun dengan syarat pin enable 1 dan 2 dalam kondisi high (1). Dapat digunakan pada arah bidirectional (dua arah), terdiri dari 16 pin. Apabila salah satu input berlogika 1 (high),maka outputnya berlogika 1 (high)

5. Spesifikasi Robot

Robot ini mempunyai untuk peletakkan komponen, catu daya, motor roda, kipas dan buzzer. Robot ini berbentuk lingkaran dengan diameter 25 cm, tinggi robot 25 cm.

Sistem kerja robot ini adalah mendeteksi keberadaan asap hasil pembakaran yang bekerja pada line tracking. Robot ini menggunakan dua jenis sensor, yang pertama adalah sensor asap menggunakan optocoupler untuk mendeteksi keberadaan asap,dan yang kedua adalah sensor infra merah digunakan untuk mendeteksi jalur yang akan dilaluinya (sensor jalur).


B. PENUTUP
Dari uraian di atas kita dapat simpulkan bahwa robot ini akan bekerja setelah ada asap yang ditimbulkan dari pembakaran yang mengenai sensor asap atau optocoupler. Karena asap tersebut dapat menghalangi sinar (cahaya) dari infra merah yang akan menuju ke foto transistor.

Setelah itu robot akan mendeteksi keberadaan asap kemudian robot tersebut akan berjalan menuju tempat timbulnya asap.

Setelah sampai di tempat timbilnya asap, maka leher kipas akan berputar ke kanan dan kiri kemudian blower akan berputar untuk memadamkam api dan mengurangi asap yang ada disekitar robot itu.

C. Daftar Pustaka :

Lestari, Dini Puji, Hikmah Muntazah. 2007. Robot Pendeteksi Asap Berbasis Mikrokontroler AT89S52, Tugas Akhir. Falkutas Teknik Universitas Negeri Jakarta.

Martin, Fred G. 2001. Robotic Explorations A Hand_ON Introuction to Engenering. New Jersey : Prentice Hall.

Agung Supadma, Megi Irawan. 20006. Robot Cerdas Pemadam Api, Tugas Akhir.: Falkutas Teknik Universitas Negeri Jakarta.

Schuler.2003. Election Prinsiples and applications, Singapore : McGraw_Hill Eucation (Asia) ---------2002. Datasheet LM158, LM158A, LM258, LM258A, LM358, LM358A, LM2904, LM2904Q Dual Operational Amplifiers. Penerbit : Texas Instruments Inc. Dallas, Texas.

- --------2004. Datasheet L293, L293D Quadruple Half-H Drivers. Penerbit : Texas Instruments Inc. Dallas, Texas.

MULTIMEDIA MESSENGING SERVICE

MMS merupakan jenis layanan messaging yang mampu mengintegrasikan beberapa macam media object (text, image, sound, video) yang ditampilkan sekaligus. MMS merupakan layanan pesan yang bersifat non-real time. Proses pengiriman MMS sama seperti SMS yaitu dalam mode store and forward menggunakan kanal trafik, bukan menggunakan kanal signaling seperti pada sms. MMS disimpan dalam MMSC (MMS Centre) dan diforward seperti pada SMS. Dengan MMS ini kita dapat menikmati suatu pesan gambar berwarna, diiringi dengan suara dan penjelasan berupa teks, sehingga pesan dinamis.



Perangkat yang Mendukung MMS



Multimedia messaging didefinisikan oleh 3GPP dan WAP sebagai badan standardisasi. Multimedia Messaging Service (MMS) menggunakan WAP sebagai sarana transportasi dan independent sebagai bearernya sehingga membuatnya bisa berjalan melalui jaringan GPRS. Layanan MMS yang diluncurkan menggunakan jaringan GPRS akan menawarkan fasilitas yang lebih bagi para pengguna. Jaringan GPRS menyediakan peningkatan yang penting dalam hal bandwidth dan bantuan peningkatan kerja layanan MMS dan penggunaannya.



Arsitektur dan Elemen Pembangunan MMS



Sampai sekarang ada dua standarisasi internasional yang mengatur tentang layanan MMS ini, yakni 3GPP dan WAP Forum. Perbedaan yang paling mendasar dari kedua standarisasi ini adalah standarisasi oleh 3GPP bersifat global dan standar dari WAP Forum lebih bersifat spesifik, yaitu langsung dengan implementasi menggunakan protocol WAP. Dan standarisasi oleh WAP Forum ini tetap mengacu pada standar 3GPP.


MMS Environment (MMSE) merupakan kumpulan elemen-elemen tertentu dalam satu administrasi pengaturan. MMSE meliputi semua layanan dari elemen-elemen untuk proses penyampaian (delivery), penyimpanan (storage) dan pemberitahuan (notification) suatu message. MMS atau Multimedia Messaging Service sebenarnya adalah hasil pengembangan dari SMS (Short Message Service). Pada teknologi J2ME pengiriman multimedia dengan MMS, ukuran file masih dibatasi maksimum 30 KB karena jika ukuran terlalu besar maka MIDlet akan menjadi error.



Cara Kerja MMS



MMS merupakan salah satu aplikasi yang dikembangkan pada platform teknologi 2.5G. Tidak seperti SMS yang dikirimkan menggunakan kanal control (control Chanel), MMS menggunakan GPRS dalam pengirimannya. MMS dikirimkan secara “store and forward” yang artinya MMS mula-mula disimpan dalam Message Centre (MMSC) baru kemudian dinotifikasikan (diberitahukan) kepada penerima. Pada MMS, pesan MMS pada server atau MMSC akan disimpan dalam batas waktu tertentu. Jika penerima MMS tidak mendownload pesan yagn dikirimkan kepadanya hingga melewati batas waktu expiring date dari pesan, maka pesan tersebut akan dihapus oleh server. MMS mendukung pengiriman pesan dengan media Images, text dan Audio.

Traffic Light Controller Menggunakan Media RF

Ada beberapa cara dalam pengaturan lampu traffic light, diantaranya dengan sistem networking dan standalone. Kedua sistem tersebut sebenarnya sudah dapat berjalan dengan baik, hanya saja terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Kendala pada sistem networking adalah pada pembangunan sistem jaringan kabel yang sangat rumit. Kendala pada sistem standalone adalah masalah pengaturannya, karena apabila setting dari traffic light akan dirubah, maka harus datang ke tempat traffic light tersebut berada. Sehingga perlu adanya solusi untuk traffic light setting dari jarak jauh. Sistem yang dimaksud adalah pengontrolan traffic light jarak jauh menggunakan media frekuensi radio sebagai media perantara yang dikirimkan melalui radio HT. Penggunaan Radio HT tidak memerlukan jaringan kabel yang cukup rumit perawatannya . Selain itu Radio HT sangat umum digunakan oleh masyarakat dan memiliki area yang cukup jauh tergantung kekuatan pancaran transmisinya. Sistem yang telah dibangun dapat diakses menggunakan PC (atau notebook) yang dihubungkan ke radio modem. Terdapat enam mode dan tiga kondisi dalam sistem traffic light ini yang masing-masing dapat digunakan sesuai dengan kondisi lalu lintas. Proses pengontrolan pada sistem dilakukan oleh mikrokontroler AT89C51 dan sekaligus sebagai pengolah data yang diterima dari PC. Software yang digunakan pada PC untuk pengontrolan adalah bahasa pemrograman Delphi7.0 dengan hubungan serial melalui port RS232 yang ada pada PC. Berdasarkan hasil pengujian, sistem memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih praktis bila dibandingkan dengan menggunakan kabel dan setting traffic light lebih efisien bila dibandingkan dengan standalone traffic light. Sedangkan uji perbandingan biaya antara penggunaan jaringan kabel dan HT belum dilakukan dalam penelitian ini.

Selasa, 27 Oktober 2009

Pengaturan Cahaya Lampu Sebagai Fotosintesis Phytoplankton Buatan Dengan Mengunakan Mikrokontroler At89s52

Abstrak

Sumber cahaya matahari merupakan suatu faktor terpenting dalam kehidupan makhluk hidup, khususnya dalam ekosistem perairan karena hampir semua energi yang menggerakkan dan mengontrol metabolisme di perairan berasal dari energi matahari yang dikonversi secara biokimia melalui proses fotosintesis. Laju fotosintesis akan tinggi bila intensitas cahaya tinggi dan menurun bila intensitas cahaya berkurang. Oleh karena itu cahaya berperan sebagai faktor pembatas utama dalam fotosintesis atau produktifitas primer. Pada makalah ini dikemukakan tentang pembuatan dan pengujian pengaturan cahaya lampu untuk proses fotosintesis phytoplankton buatan. Bahaya lampu diatur itensitas cahayanya sesuai dengan itensitas matahari dengan panjang gelombang 0.4µm- 0.8µm menggunakan rangkaian konverter AC -AC. Yang mana konverter AC -AC ini menggunakan rangkaian TRIAC yang pemicuanya dikontrol dengan mikrokontroler AT89S52. Dalam penelitian ini digunakan solar sel sebagai sensor umpan balik yang berguna untuk memberikan masukkan kontrol kalang tertutup mikrokontroller untuk memicu TRIAC yang digunakan sebagai pengatur tegangan AC -AC.


I. Pendahuluan


1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Sumberdaya perairan Indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut terutama ikan. Dalam ekosistem perairan yang berperan penting adalah Fitoplankton, sebab Fitoplankton merupakan produsen atau sumber makanan bagi ikan laut. Fitoplankton butuh cahaya untuk melakukan fotosintesis.

Cahaya yang berasal dar i matahari penting untuk kehidupan makhluk hidup karena hampir semua energi yang menggerakkan dan mengontrol metabolisme di perairan berasal dari energi matahari yang dikonversi secara biokimia melalui proses fotosintesis menjadi energi kimia potensial. Laju fotosintesis akan tinggi bila intensitas cahaya tinggi dan menurun bila intensitas cahaya berkurang. Oleh karena itu cahaya berperan sebagai faktor pembatas utama dalam fotosintesis atau produktifitas primer. Untuk penelitian dan pembudidayaan fitoplonkt on dalam suatu ruangan diperlukan suatu pengaturan cahaya lampu untuk menggantikan cahaya matahari guna proses fotosintesis fitoplankton yang mana itensitas lampu dibuat sama dengan intensitas cahaya matahari dengan panjang gelombang sinar tampak 0,4µm-0,7µm.

Pengaturan cahaya lampu ini diperoleh dengan rangkaian konverter AC -AC (menggunakan TRIAC) yang mana pemicuan TRIAC dikontrol dengan mikrokontroler AT89S52.


1.2 Tujuan

Membuat peralatan pengatur cahaya lampu untuk penelitian tentang proses fotosintesis buatan fitoplakton


II. DASAR TEORI

2.1 TRIAC

Triac dapat bersifat konduktif dalam dua arah dan biasa digunakan untuk pengendali fasa AC. Hal ini dapat dianggap sebagai dua buah SCR yang tersambung antipararel dengan koneksi gerbang. Kerena TRIAC merupakan komponen bidirectional, terminalnya tidak dapat ditentukan sebagai anoda/katode. Jika terminal MT2 positif terhadap MT1. TRIAC dapat dimatikan dengan memberikan sinyal gerbang positif antara gerbang G dan MT1. Jika terminal MT2 negatif terhadap MT1, maka TRIAC dapat dihidupkan dengan memberikan sinyal pulsa negatif antara gerbang dan terminal MT1. tidak perlu untuk memiliki kedua sinyal gerbang positif dan negatif dan TRIAC dapat dihidupkan baik oleh sinyal gerbang positif maupun negatif. Dalam prakteknya sensitivitas berfariasi antara satu kuadran dengan kuadran lain, dan TRIAC biasanya beroperasi dikuadran I atau kuadran III.

2.2 Sel Surya

Sel surya atau solar sel adalah suatu elemen aktif yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Sel surya terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kut ub positif dan negatif. Apabila cahaya jatuh pada permukaan sel surya maka akan timbul perbedaan tegangan. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar sel surya dapat dihubung seri atau paralel tergantung sifat penggunaannya. Mikrokontroller berfungsi mengatur keseluruhan proses yaitu mengatur sudut pemicuan TRIAC, berikut input zero crossing detector, data ADC dan output LCD (Liquid Crystal Disply).



2.3 Piranti Input Output

Perangkat input terdiri dari zero crossing detector yang digunakan untuk menentukan titik nol input sinusoidal sebagai patokan pemicuan TRIAC, dan data keluaran dari ADC yang merupakan konversi dari tegangan analog menjadi digital. Disini ADC digunakan untuk mengubah tegangan analog menjadi digital dari sensor sel surya dan pencuplik tegangan bolak -balik (AC)

Adapun output terdiri dari dua macam yaitu

rangkaian pemi cu TRIAC dan LCD. Rangkaian pemicu TRIAC digunakan untuk membuat sinyal picu untuk memicu gate TRIAC. LCD untuk menampilkan besar nilai intensitas cahaya dan nilai tegangan cuplikan pada lampu.


2.4 Piranti Input Output

Perangkat input terdiri dari zero crossing detector yang digunakan untuk menentukan titik nol input sinusoidal sebagai patokan pemicuan TRIAC, dan data keluaran dari ADC yang merupakan konversi dari tegangan analog menjadi digital. Disini ADC digunakan untuk mengubah tegangan analog menjadi digital dari sensor sel surya dan pencuplik tegangan bolak -balik (AC)

Adapun output terdiri dari dua macam yaitu

rangkaian pemi cu TRIAC dan LCD. Rangkaian pemicu TRIAC digunakan untuk membuat sinyal picu untuk memicu gate TRIAC. LCD untuk menampilkan besar nilai intensitas cahaya dan nilai tegangan cuplikan pada lampu.



V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembuatan alat yang telah dilaksanakan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Konverter AC-AC dengan menggunakan TRIAC dapat digunakan sebagai pengaturan cahaya lampu.

b. Pengaturan cahaya lampu dapat dilakukan dengan merubah sudut picu TRIAC dari sudut picu 180° ke 0° dan dari 0° ke 180°

c. Dapat dibuat suatu sistem pengatur intensitas cahaya yang dapat difungsikan sebagai fotosintesis, hal ini diperlihatkan oleh gambar 8 dimana oksigen hasil proses fotosintesis mengikuti siklus pencahayaan buatan

d. Grafik antara fungsi waktu dengan tegangan sel surya adalah parabolik


DAFTAR PUSTAKA

[1] ____________, Thyristor and Triac, Philips Semiconductors, 1999.

[2] ____________, Ilmu Listrik , PEDC Bandung, 1983.

[3] ____________, Liquid Crystal Display Module M1632 User Manual, Seiko Instruments Inc, Japan, 1987.

[4] http://www.National.com.

[5] http://www.atmel.com.

[6] M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and Aplication 2nd, Prentice-Hall International Inc,1988.

[7] Drs. Parsumo R, Elektronika Daya, Politeknik Negeri Semarang, 1997.

[8] Mohan.Ned ,Tore M.Undeland ,William P Robbins, Power Electronics : Converter, Applications, and Design, John Wiley and Sons Inc, Canada, 1995.

[9] Jacob M. Ph.D, C.C. Halkias, Ph.D, Elektronika Terpadu, Penerbit Erlangga, 1990. Sigalingging karmon, Pembangkit Listrik Tenaga Surya.Tarsito, Bandung, 1994